Sabtu, 10 Agustus 2013

Welcome to The New World Asean Community 2015 



Dan 546 hari lagi. Ya, kurang lebih itulah waktu tersisa yang kita miliki sebelum memasuki gerbang Integrasi ASEAN per 31 Desember 2015 nanti, berdasarcountdown atau hitung mundur di website www.aseancom2015.com. Apa itu Integrasi ASEAN atau ASEAN Community?. Setelah krisis ekonomi yang melanda khususnya kawasan Asia Tenggara, para kepala Negara ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-9 di Bali, Indonesia tahun 2003, telah menyepakati pembentukan komunitas ASEAN (ASEAN Community) dalam bidang Keamanan Politik (ASEAN Political-Security Community), Ekonomi (ASEAN Economic Community), dan Sosial Budaya (ASEAN Socio-Culture Community) yang dikenal dengan Bali Concord II. Untuk pembentukan ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, ASEAN menyepakati perwujudannya diarahkan pada integrasi ekonomi kawasan yang implementasinya mengacu pada ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint atau pedoman-pedoman mendasar yang disepakati. Dan pada awalnya AEC baru akan diimplementasikan pada tahun 2020 pada KTT ASEAN ke-2 tahun 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia. Namun dipercepat menjadi 2015 dengan beberapa alasan mengemuka di atas tadi. (sumber: Buku “Menuju Asean Economic Community 2015. Departemen Perdagangan Republik Indonesia)
Dengan kata lain, AEC melalui ASEAN Community 2015 adalah gerbang menuju pasar bebas di kawasan Asia Tenggara. Sebagai pasar yang menunggal dan berbasis produksi yang didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas.


Kesiapan Indonesia Menghadapi ASEAN Community 2015

Bagaimana kesiapan Indonesia Menghadapi ASEAN Community 2015?. Berdasar data dari BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) tahun 2013 penduduk Indonesia telah mencapai 250 juta jiwa atau dengan kata lain Negara dengan jumlah penduduk terbesar di ASEAN. Potensi yang besar sekali untuk risingatau bangkit sebagai Negara adi daya di ASEAN. Namun disisi lain potensi ini juga bisa dimanfaatkan sebagai market atau pasar besar-besaran dari Negara-negara tetangga. Semisal Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, Filiphina, Laos, Myanmar dan Kamboja. Jika bangsa ini tidak awas dan bersiap diri dalam menghadapinya.
Bagaimana dengan kebijakan pemerintah terkait hal ini?. Terlalu njlimet sepertinya kalau kita diminta untuk menganalisa hal ini. Tapi simpelnya begini. Ada tidak kurikulum atau barang sekedar mata pelajaran pengenalan tentang ASEAN Community disekolah-sekolah tingkat pertama atau tingkat atas di Indonesia hari ini?. Yang hal ini sudah dimulai Singapura dan Malaysia sejak tahun 2008 melalui program ASEAN Goes to School. Atau sejauh mana sosialisasi pemerintah mengenai wacana ASEAN Community 2015 kepada masyarakat?. Hal ini pun tidak santer terasa, kelihatannya pemerintah kita lebih asyik membahas kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) untuk menekan inflasi ketimbang memperkuat produksi dan pendapatan dengan memberdayakan ekonomi sektor riil untuk mandiri dan berdaya saing menyambut momentum ASEAN Community 2015 nanti.

Political Will Yang Bertolak Belakang

Dengan implementasi sistem pendidikan yang masih value oriented belum lagi padaCharacter Building, meski kurikulumnya sudah berubah nama menjadi Character Building. Generasi kita masih dibebani PR banyak untuk menghadapi ASEAN Community 2015UAN (Ujian Akhir Nasional) yang semula dianggap sebagai jalan untuk menyetarakan dan menciptakan generasi yang intelek dan berdaya saing global pun hanya menghasilkan masalah demi masalah yang tak kunjung usai dengan proses kelulusan yang banyak manipulasi dan akal-akalan. Belum lagi terkait kasus korupsi yang marak terjadi di Departemen Pendidikan, the trouble is complicated pokoknya.
How about the citizen, bagaimana dengan masyarakatnya?. Anda tahu MUSRENBANG (Musyawarah Perencanaan Pembangunan)?. Yah, musyawarah tahunan ditingkat desa atau kecamatan yang menjadi pondasi awal anggaran APBD dan APBN setiap tahunnya ini bisa menjadi parameter atau tolak ukur atas kemapanan SDM (sumber daya manusia) dan kesejahteraan rakyat setiap tahunnya. Kalau rumusan MUSRENBANG nya sudah mencakup pada program pengembangan produksi ekonomi rill, misal seperti “Pemberdayaan dan Produksi Pengolahan Daging Kepiting di Kecamatan Kumai Desa Bogam Raya”, maka bisa dibilang bahwa tingkat kesejahteraan dan kualitas manusia didaerah tersebut sudah berada pada taraf siap bersaing dan better value for ASEAN Community 2015. Tapi mohon maaf, jika pembahasan MUSRENBANG masih seputar pembangunan jalan, renovasi gedung desa, pembangunan jembatan kayu akses antar desa. Anda pun dapat menilai sudah siap atau tidakkah masyarakat-masyarakat kita menghadapi ASEAN Community 2015 nanti.
Kebijakan pemerintah yang bertolak belakang bukanlah barang baru. Amanat UUD 1945 soal mensejahterakan kehidupan rakyat. Seolah-olah hanyalah barisan teks pada selembar kertas yang tidak mewujud pada kehidupan Indonesia hari ini. Banyaknya kebijakan Top-Down (dari atas ke bawah), ketimbang mengambil aspirasi rakyatBottom-Up (dari bawah ke atas). Menjadi soal klasik yang tidak bisa disikapi dengan arif dan bijaksana. So many opportunity, banyaknya kepentingan-kepentingan golongan dan warna menjadi soal klasik yang masih memodern sampai detik ini. Lihat saja kelakukan para elite dan pejabat publik masa kini. Menjelang PEMILU Legislatif tahun 2014 dan PILPRES 2015 nanti saja, seolah mau perang Baddar. Isu-isu seputar aib seseorang dengan dalih mematikan golongan tertentu pun bermunculan. Sudah jadihabbit sepertinya, sehingga kebiasaan semacam ini terus dibudidayakan sebagai konsumsi publik. Tak tahu opini apa yang coba dibentuk, mungkin pemerintah kita berharap menjelang ASEAN Community 2015 masyarakat kita dituntut untuk heboh dan membahana menjadi tukang gosip semuanya. Aiiihhh, meanless benget deh.
Dan tersisa 546 hari lagi. Walau bagaimanapun, kita tetap berharap pemerintah baik pusat maupun daerah hari ini segera menyadari hal ini. Menjadikan isu ASEAN Community 2015 ini sebagai persiapan pokok yang diarus utamakan ketimbang isu-sisu seputar politik praktis berikutnyaToh, bukan jaminankan saat punya wakil rakyat baru nantinya di 2014, mereka sudah tanggap dan peka dengan isu ASEAN Community 2015 ini, tahu saja mungkin enggak dengan isu ini?. Karena kita tidak ingin, sementara dokter-dokter Singapura nantinya praktek di Rumah Sakit (RS) dan kita hanya sebagai pasien saja. Karena kita tidak ingin, sementara Hotel-hotel berbintang di Palangka Raya berdiri subur oleh tangan-tangan Malaysia dan kita nanti hanya jadi tamunya saja. Karena kita tidak ingin, sementara guru-guru sekolah kita nantinya berasal dari Filiphina dan kita lagi-lagi hanya jadi muridnya saja. You know?your country it doesn’t need world, but world is need your country. Jika anda pahami betul kalimat satu ini, bahwa Indonesia tidaklah membutuhkan dunia, tapi dunia jelas sekali membutuhkan Indonesia. Kita miliki semuanya. Air, tanah, udara dan api bahkan lebih bahagia bersama kita disini, di Indonesia. Lalu kenapa Negara kita masih miskin yang seharusnya kaya raya. Tiada lain persoalannya adalah karena kita kurang pandai bersyukur. Bersyukur pada dimensi seharusnya adalah dengan menjaga, merawat dan mengelola lahir batin atas pemberian sepenggal syurga yang dititipkan Tuhan Yang Maha Esa pada kita.
One Vision, One Identity, One Community


Sumber : Agus Hermawan

Apa yang kalian pikirkan setelah membaca artikel ini?
jika ada diantara kalian yang baru mengetahui tentang asean community 2015 lewat post ini bukankah sudah cukup terlambat bagi kita mempersiapkannya? 
kenapa negara lain sudah sangat sibuk untuk mendidik generasi penerusnya untuk menghadapi asean community 2015 sedangkan indonesia asik sibuk dengan pejabatnya yang korupsi, sibuk dengan harga bbm nya yang naik untuk menekan inflansi, dengan bangganya mempromosikan dirinya untuk menjadi wakil rakyat dengan tidak melihat kemampuan yang dimilikinya, menghambur-hamburkan uang rakyat. setidaknya masih tersisa 546 hari lagi untuk kita generasi muda indonesia untuk mempersiapkan nya dimulai dari sekarang. Bukankah kalian tidak mau menjadi penonton di negeri sendiri bukan?  apakah kalian ingin kejadian 68 tahun yang lalu terulang lagi? tidakkah kalian malu kepada negara-negara asean lainnya yang jauh lebih kecil yang jauh lebih miskin dibanding dengan indonesia? tetapi mereka mempunyai SDM yang inovatif, kreatif, pekerja keras dan terus berkembang, padahal jika di bandingkan indonesia memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan negara asean lainnya. sebenarnya aku cukup menyayangkan kenapa pemerintah indonesia setuju untuk mengikuti asean community indonesia, kenapa kita harus mengandalkan negara lain untuk maju? kita kembali iingat kan dengan kalimat You know?your country it doesn’t need world, but world is need your country. Jika anda pahami betul kalimat satu ini, bahwa Indonesia tidaklah membutuhkan dunia, tapi dunia jelas sekali membutuhkan Indonesia. Kita miliki semuanya. Air, tanah, udara dan api bahkan lebih bahagia bersama kita disini, di Indonesia. Lalu kenapa Negara kita masih miskin yang seharusnya kaya raya. Tiada lain persoalannya adalah karena kita kurang pandai bersyukur. Bersyukur pada dimensi seharusnya adalah dengan menjaga, merawat dan mengelola lahir batin atas pemberian sepenggal syurga yang dititipkan Tuhan Yang Maha Esa pada kita. apakah dengan adanya asean community ini akan akan menjadi jaminan negara kita akan maju? menurut saya 85% tidak akan menjadi jaminan negara kita akan maju dengan adanya asean community ini jika rakyatnya saja tidak mempersiapkannya untuk itu bahkan belum mengetahui apa itu asean community 2015 itu apa.
untuk kalian yang mungkin sebaya dengan saya, saya duduk di bangku kelas XI, kita masih memiliki waktu kurang lebih 2 tahun lagi atau 546 hari lagi, begitu kita lulus kita akan langsung memasuki gerbang Integrasi ASEAN. Saya berharap kita pada hari itu 31 Desember 2015 kita sudah siap untuk itu, sehingga kita bisa menghadapi era asean community minimal kita tidak kalah bersaing dengan negara asean lainnya.


ikuti info asean community 2015 di twitter : @Aseancom2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar